Wednesday, April 22, 2009

IT : Broadband Terhambat Harga Frekuensi


Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai perkembangan teknologi broadband di Indonesia terhambat oleh minimnya ketersedian jaringan.

"Infrastruktur di Indonesia belum semuanya merata dan mampu mengakses broadband," kata Sekjen Mastel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi pada acara Indonesian Broadband Summit ke-2, di Hotel RiItz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (21/4/2009).

Hal itu, lanjut Mas Wig� menjadikan� harga akses internet dengan teknologi tersebut tidak merata di semua wilayah.

"Di wilayah yang memiliki infrastruktur lumayan lengkap, maka harga broadband bisa lebih murah, begitupun sebaliknya," ujarnya.

Menurut� Mas Wig, perbedaan harga itu disebabkan masalah supply dan demand. "Jika infrastruktur lengkap, tentunya tercapai skala ekonomi yang membuat harga bisa ditekan murah," ujarnya.

Broadband dinilai sangat penting bagi Indonesia mengingat penetrasi dari akses internet mencapai 10 persen dari populasi. Diperkirakan pada 2012 tingkat penetrasi dari teknologi tersebut akan mencapai 20 persen dari populasi.

Mas Wig mengatakan, syarat untuk mendorong broadband mampu mendukung ekonomi, pemerintah harus bisa menciptakan ekosistem bagi industri.

"Salah satunya dengan menentukan harga frekuensi yang wajar bagi industri," katanya

source : http://techno.okezone.com
source gambar : http://bobbyfiles.files.wordpress.com/2008/12/broadband.gif

Read More......

Monday, April 20, 2009

IT : Tarif Internet Bakal Diseragamkan Berdasarkan "Volume Based"

Skema perhitungan tarif internet mulai akhir April akan diseragamkan menggunakan ketentuan "volume base" atau volume data yang diunduh dan diunggah pengguna layanan. Hal tersebut disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh di Surabaya, Sabtu (18/4).

"Kami akan menyeragamkan tarif dengan besaran volume ini," katanya. Menurutnya, jika menggunakan tarif lama yakni dengan time based minute, konsumen akan menghabiskan lebih banyak biaya.

Dia mengemukakan, pemberlakuan tarif baru pada kuartal I tahun ini akan menguntungkan pengguna internet.

"Jika tetap memaksa menggunakan tarif lama, yang analog dengan tarif telepon maka hal itu akan tidak adil bagi pengguna internet. Padahal, orang telepon biasanya membutuhkan waktu rata-rata sekitar 2 menit sekali pakai, sedangkan pengguna internet butuh waktu 15 menit," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, dua pekan lalu empat menteri yakni Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Dalam Negeri, Menteri Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Menkominfo menandatangani kesepakatan bahwa pemakaian tower "BTS" seluler minimal oleh tiga operator.

"Siapa pun boleh mendirikan tower, namun kepemilikannya tidak boleh ada monopoli oleh perusahaan tertentu. Jika ada monopoli, silakan saja melaporkan hal itu ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)," katanya.

sumber gambar : http://klubguru.com/content/data/upimages/nuh_-_menkominfo.jpg
sumber : http://tekno.kompas.com



Read More......

Bintang 'Slumdog Millionaire' Dijual Rp 3 M!


Rubina Ali, pemeran Latika kecil di film 'Slumdog Millinonaire' harus menghadapi kenyataan pahitnya kehidupan. Gadis berusia berusia sembilan tahun itu diperdagangkan oleh ayahnya sendiri seharga US$ 295 ribu atau sekitar Rp 3 miliar.

Rafiq Qureshi, sang ayah mengungkapkan terpaksa menjual Rubina demi masa depan anaknya. Menurutnya itu adalah salah satu cara terbaik untuk keluar dari kehidupan kumuh di Behrampada, Mumbai.

"Saya sudah pikirkan matang-matang apa yang terbaik buat saya, keluarga saya dan masa depan Rubina," ujar Rafiq seperti detikhot kutip dari News of the World, Senin (20/4/2009).

Meskipun 'Slumdog Millionaire' berhasil dinobatkan sebagai Film Terbaik di Academy Awards dan meraih pendapatan lebih US$ 99,6 juta, namun hal itu tidak juga memperbaiki kehidupan Rubina. "Kami tidak dapat apa-apa dari film itu," ucapnya.

Rafiq membandrol Rubina dengan harga tinggi karena anaknya sangat istimewa. "Ini anak Oscar (piala Academy Awards)," katanya.

Sumber mengungkapkan kalau sebuah keluarga di Timur Tengah sudah tertarik untuk mengadopsi Rubina usai menonton 'Slumdog Millionaire'. Menurutnya, keluarga itu mengikuti jejak penyanyi Madonna yang mengadopsi anak dari daerah miskin dan memberikan kehidupan yang lebih baik.

"Keluarga itu ingin segera membawa Rubina. Mereka setuju untuk datang ke Mumbai untuk mendiskusikan soal adopsi pada Mei nanti," jelas sumber itu.

sumber : http://movie.detikhot.com



Read More......