Thursday, May 14, 2009

Harga Minyak Menyusut


Harga minyak mentah turun dari posisi tertinggi enam bulan pada Rabu (13/5) waktu setempat, terseret turun oleh penurunan tajam di Wall Street, setelah data penjualan ritel mengindikasikan tidak membantu pemulihan ekonomi AS dari resesi.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni, jatuh 83 sen menjadi ditutup pada 58,02 dollar AS per barel. Pada Selasa, kontrak telah mencapai sebuah posisi tertinggi enam bulan pada 60,08 dollar AS.

Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juni, turun 60 sen dari harga penutupan Selasa, menjadi mantap pada 57,34 dollar AS per barrel.

"Minyak, di antara komoditas lainnya, telah diuntungkan dari penguatan pasar saham dalam beberapa pekan terakhir," kata Bart Melek dari BMO Capital Markets. "Pasar sedang melepaskan beberapa dari kenaikannya," tambah dia.

Saham-saham Wall Street diperdagangkan turun tajam, karena para investor resah tentang sebuah penurunan tak terduga pada penjualan ritel AS April.

Melemahnya data belanja konsumen, yang mengendalikan dua pertiga aktivitas ekonomi AS, memberikan bahwa para konsumen akan terus berhati-hati dalam menghadapi meningkatnya pengangguran dan kredit ketat. "Kekecewaan besar" dari laporan departemen perdagangan tersebut, kata Belek, menekan pasar minyak.

Dalam perdagangan harian, harga minyak semula memantul naik setelah Departemen Energi (DoE) mempublikasikan laporan mingguan stok minyak di AS.

Sesudah, sembilan pekan berturut-turut meningkat, persediaan minyak mentah turun 4,7 juta barrel pada pekan lalu, mengagetkan sebagian besar analis yang telah memperkirakan sebuah kenaikan.

Persediaan bensin juga mencatat penurunan mengejutkan, jatuh 4,1 juta barrel, mengalahkan ekspektasi tetap bertahan. Namun demikian, produk destilasi, seperti minyak disel dan baha bakar pemanas, naik lebih kecil dari perkiraan, satu juta barrel.

Meski laporan DoE seperti itu, kata Melek, sejumlah rincian menyatakan "beberapa suara lunak agak negatif." Permintaan minyak di konsumen energi terbesar dunia itu "secara substansial turun cepat," catat dia.

Menurut laporan DoE, dalam empat pekan lalu, konsumsi warga Amerika rata-rata 18,2 juta barrel per hari. Itu berarti 7,9 persen lebih rendah dari setahun lalu.

OPEC pada Rabu, menurunkan lagi proyeksinya untuk permintaan minyak dunia, 1,57 juta barel per hari, atau 1,83 persen, pada 2009. "Masih sangat berisiko, karena fundamental pasar minyak jauh dari seimbang akibat berlanjutnya kontraksi permintaan dan meningkatnya pasokan," kata Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam sebuah laporan bulanannya.

"Apakah sentimen ini akan medorong sebuah pemulihan berkelanjutan, meski pelemahan kuat fundamental pasar masih terlihat."

Kartel yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia ini, telah memproyeksikan kontraksi 1,37 juta barrel per hari untuk 2009 dalam laporan bulanan April.

sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com



2 komentar:

sewa mobil said...

loh harga minyak kok bisa menyusut ya...

sewa mobil di surabaya said...

makasih infonya