Friday, March 06, 2009

Ekonomi : Subsidi BBM Kurang dari Kebutuhan

Subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang sudah dianggarkan pemerintah sejauh ini pada tahun 2009 baru Rp 24 triliun. Pada masa-masa selanjutnya, subsidi akan terus ditambah tetapi diperkirakan kurang dari kebutuhan.

Direktur Jenderal Migas, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Evita Legowo, di Bandung, Kamis (5/3), mengatakan, sebagai patokan, subsidi yang dianggarkan pada tahun 2008 sebesar Rp 126 triliun. Kenyataannya, dana yang dibutuhkan melampaui angka itu menjadi Rp 139 triliun.

Pada Januari dan Februari 2009, subsidi yang dianggarkan memang masih melebihi kebutuhan. Kelebihan dana pada Januari 2009 misalnya, sebesar Rp 1,2 triliun. Meski demikian, hingga akhir 2009, kebutuhan subsidi lambat laun diperkirakan melebihi anggaran.

Seperti tahun 2008 itu. Kebutuhan subsidi untuk sektor energi biasanya masih lebih besar dari dana yang dianggarkan, katanya. Setiap hari, penghitungan subsidi dilakukan. Harga BBM saat ini dianggap sudah memenuhi keekonomiannya.

Mengenai kemungkinan naik atau turunnya harga BBM di Indonesia, Evita mengatakan, harga minyak dunia masih naik-turun. Dampaknya, harga BBM di dalam negeri sulit dihitung. Keputusan untuk mengubah harga BBM akan dilakukan tanggal 15 Maret mendatang.

"Menjelang tanggal itu, sudah banyak yang tanya, turun lagi atau tidak. Nanti bagaimana, kita lihat saja," katanya.

Menurut Evita, penentuan harga BBM harus dilihat secara keseluruhan. Terdapat empat faktor yang memengaruhi keputusan tersebut yaitu harga minyak dunia, kurs dollar AS, kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara, dan dorongan terhadap sektor riil.

Tanggal 15 Maret nanti harus diputuskan, harga BBM naik atau tidak. Namun, setiap tanggal 15 kami memang memutuskan, katanya. Meski demikian, menurut Evita, tidak mudah menurunkan lagi harga BBM berdasarkan kondisi saat ini.
Menurut temen2 baiknya gimana nya apa perlu BBM Naik atau turun yach?

Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com

0 komentar: